PENGARUH BUDAYA KOREA TERHADAP JATI DIRI NEGARA INDONESIA

by - 3/18/2014 07:57:00 AM

HALLYU adalah Korean Wave atau yang diartikan sebagai kecintaan eksport terhadap budaya dari Korea Selatan dan diartikan sebagai budaya korea bukan benar-benar budaya asli Korea melainkan budaya POP Korea atau demam Korea yang saat ini sedang mewabah di Negara Indonesia. Biasanya hallyu meliputi aspek perfilman, music, kuliner, dan fashion. Negara gingseng tersebut sedang getol-getolnya menyebarkan budayanya. Tidak hanya disitu budaya Korea sudah menjangkiti gaya hidup para remaja saat ini. Perlahan tapi pasti dominasi budaya Korea sudah menggeser dominasi budaya UK dan US. Hegemoni (cara Negara kapitalis untuk tetap langgeng berkuasa melalui budayanya) budaya barat yang mapan mulai dilawan oleh sebuah kontra hegemoni dari Negara Korea.
                Korean Wave merupakan sebuah fenomena menarik sepuluh tahun belakangan ini. Berawal dari sebuah serial drama yang berjudul Endless Love (2000) yang menuai kesuksesan. Kesuksesan  tersebut diikuti oleh rentetan judul seperti Full House, Sassy Girl, Boys Before Flower, Dream High, dan lain-lain. Tidak hanya puas dengan itu, selain drama yang menghipnotis kalangan remaja, drama Korea juga menyajikan soundtrack yang menarik dan menggugah selera para pecinta music. Sadar akan hal itu, para pegiat music Korea membentuk Boy dan Girl Band yang saat ini banyak digandrungi oleh masyarakat Indonesia. Tidak hanya lagu-lagu Boy dan Girl Band Korea, fashion dan gaya hidup pun mulai menjadi kiblat remaja saat ini.
                Berbagai usaha dilakukan pemerintah Korea mulai dari modernisasi budaya tradisional Korea, membangun pusat-pusat budaya, sampai membentuk jaringan telekomunikasi yang canggih guna mendukung penyebaran informasi. Itu semua dilakukan dalam rangka globalisasi budaya local Korea. Sejatinya apa yng dilakukan oleh Korea tersebut tidak hanya sekedar memperkenalkan budaya lokalnya, tetapi lebih kepada menjadikan budaya lokalnya menjadi budaya global. Sesuai dengan teori Gramsci yang disebut dengan hegemoni cultural. Dimana duatu kelas dominan menyebarkan budayanya dengan misi besar menggantikan budaya global dengan budaya lokalnya dan fenomena itu sedang terjadi saat ini dengan adanya fenomena Korean Wave.
Faktor-faktor masuknya budaya Korea:
  1.  Mengubah konsep bermusik dalam setiap album baru yang akan dikeluarkan.
  2.  Lirik lagu dalam music K-Pop masih cenderung sopan.
  3. Dari segi make-up, bias ditampilkan dengan mata besar menjadi hal baru yang menyenangkan untuk dilihat.
  4. Di bidang fashion, gaya berpakaian penyanyi Korea Selatan ini menawarkan gaya berpakaian yang unik.
  5. Music K-Pop umumnya menampilkan tarian yang rapih dan inovatif yang bias diikuti, sehingga tidak sedikit dari boy/girlband memiliki kekhasan tarian masing-masing.
  6. Artis-artis K-Pop umunya telah dipersiapkan sejak muda untuk menerima kesuksesannya saat ini.
  7. Menjadi artis dengan banyak bakat.
  8. Selebihnya, tampilan wajah yang cantik dan ganteng juga yang menyebabkan K-Pop sangat disukai.

Dampak Positif:
  1. Meninspirasi dunia music Indonesia menjadi lebih bewarna.
  2. Kecitaan terhadap music semakin tinggi
  3. Style berpakaian yang modis, gaya rambut, aksesoris yang lebih bervariasi dan beraneka ragam
  4. Menambah devisa Negara.
  5. Mempererat hubungan kerjasama diplomatic Indonesia-Korea.

Dampak Negative :
  1.  Acuh tak acuh terhadap budaya tradisional Indonesia.
  2.  Lebih menyukai budaya Korea ketimbang budaya asli Indonesia yang bersifat monoton.
  3. Terlalu fanatic terhadap boy/girlband sehingga melupakan kewajiban misalnya seorang rela bolos sekolah demi melihat artis Korea yang datang berkunjung ke Indonesia.
  4. Meniru gaya hidup dari artis-artis Korea yang tdak sesuai dengan jati diri bangsa Indonesia.


Oleh karena itu perlu rasanya kita sebagai generasi muda untuk memupuk kembali rasa Nasionalisme  yang tangguh dan memiliki kesadaran identitas yang tinggi untuk mengantisipasi serangan budaya dari luar, misalnya semangat mencintai produk dalam negeri. Lebih selektif terhadap budaya luar yang masuk ke Indonesia. Dalam hal ini budaya Korea yang bersifat baik untuk kemajuan di Indonesia bisa menjadi panutan seperti mempunyai etos kerja yang tinggi, teknologi, dan lain-lain. Nilai-nilai budaya luar yang sesuai dengan budaya bangsa dapat diserap sehingga akan memperkarya nilai budaya bangsa, sedangkan budaya yang bersifat tidak baik langsung di tingggalkan seperti halnya dalam cara berpakaian yang tidak baik. Itu semua dilakukan dengan cara edukasi kepada masyarakat dan membuat trend budaya sendiri. Semuanya diperlukan agar kita tidak kehilangan jati diri dan budaya Indonesia tetap dapat dilestarikan.

Referensi:

You May Also Like

0 comments